Pernahkan Anda penasaran dan bertanya pada diri anda sendiri:
- - Bagaimana asal mulanya tulisan tangan?
- - Ko bisa tiap Negara beda-beda?
- - Ko ada yang menulis dari kanan ke kiri (Arab, Urdu, dsb), kiri ke kanan (Latin), bahkan atas ke bawah (Jepang,dsb)?
- - Bagaimana dengan huruf paku (hieroglyph) yang ada di mesir sana dan huruf sansakerta yang banyak ditemukan di Asia sini, berhubungankah?
Dan pertanyaan-pertanyaan lainnnya seputar tulisan tangan…
Bila Anda penasaran, InsyaAllah bahasan ini akan menjawab rasa penasaran Anda J Selamat membaca.
Ø Istilah: Grafem & Morfem
Sebelum kita masuk tentang tulisan, kita sebaiknya mengetahui dulu apa arti kedua istilah tersebut diatas:
Grafem adalah suatu simbol yang dipakai dalam suatu system tulisan-simbol apa saja: huruf; angka; titik; koma; dan tanda2 lainnya; tanda vocal diatas dan di bawah huruf dalam tulisan Arab; ‘karakter’ dalam tulisan Tionghoa, dsb. Simbol-simbol itu kita namakan Grafem.
Morfem adalah satu unit makna dalam bahasa (bukan dalam tulisan ya) yang tidak bisa dibagi lagi menjadi unit makna yang lebih kecil. Dalam bahasa Indonesia, satu kata bisa terdiri dari satu morfem saja; misalnya tebal, merah, apa, binatang. Kata-kata semacam ini tidak bisa dibagi menjadi te- dan –bal, karena kalau terpisah, kedua kata itu tidak memiliki arti. Hanya te+bal yang memiliki arti. Ada pula kata yang terdiri dari dua morfem, seperti: matahari = mata+hari; bagaimana = bagai+mana, siapa = si+apa, dsb.
Ø SEJARAH TULISAN
1. Tulisan Bahasa Sumeria & Akadia ( Aksara Paku )
Sejarah tulisan mulai di Mesopotamia, Irak bagian selatan, antara sungai Tigris dan sungai Efrat (atau, dengan pengertian yang lebih luas, di daerah sekitar kedua sungai itu, termasuk bagian dari Turki dan Syria). Mesopotamia melahirkan beberapa peradaban paling tua di dunia. Salah satunya adalah peradaban Sumeria, yang berjaya dari kurang lebih tahun 4.500 SM – 1750 SM. Kota-kota pertama dalam sejarah dunia muncul di Sumeria.
Pada awalnya, orang Sumeria menulis diatas tanah liat yang masih empuk, dengan buluh (sejenis batang ilalang) yang diruncingkan. Pada tahap awal, grafemnya berupa gambar (pictogram), tetapi lama kelamaanya menjadi lebih abstrak. Buluh tersebut bila ditekan ke tanah liat akan menghasilkan satu bentuk yang mirip dengan paku. Inilah sejarah mulai disebutnya aksara paku (cuneiform).
Sebelum tahun 3600 SM, kebanyakan dari tulisan tersebut bersifat logogram (grafem logografis) yang mana satu logogram bisa menandai beberapa kata berbeda. Missal, satu gambar (logogram) mulut, bisa diartikan mulut, bicara, gigi, pembicaraan, berbicara, dan sebagainya. Untuk mengurangi ambiguitas tersebut, kurang lebih pada tahun 3600 SM, penulis Sumeria mulai menggunakan grafem silabis sebagai tambahan.
2. Tulisan Bahasa Mesir ( Hieroglif )
Ada beberapa tulisan Mesir Kuno, namun yang paling terkenal adalah tulisan hieroglif – sejenis tulisan yang sangat indah dan mengesankan. Penuh dengan gambar jelas. Penulis Mesir mengambil prinsip logografis (satu grafem untu satu kata) dan prinsip silabis dari aksara paku, lalu untuk pertama kalinya dalam sejarah dunia, mereka menciptakan prinsip alphabetif, dengan graefm yang menandai konsonan sendiri (tanpa vocal) atau dua atau tiga konsonan sekaligus. Pada umumnya tulisannya dari kanan ke kiri, tetapi bisa juga dari kiri ke kanan atau dari atas ke bawah.
Sebagaimana halnya dengan tulisan silabis –yang diciptakan orang Sumeria tetapi lebih dikembangkan oleh orang lain (orang Akadia)- tulisan alfabetis diciptakan orang Mesir tetapi lebih dikembangkan oleh orang lain yang dijajah Mesir.
Tulisan alfabetis ini berkembang pesat menjadi beberapa system tulisan yang disebut rumpun tulisan Semitik Utara.
3. Tulisan Semitik Utara (1700 SM – 1500 SM)
Tulisan Semitik Timur adalah aksara paku, sementara tulisan Semitik Utara tidak menggunakan aksara paku melainkan mengandalkan alphabet konsonan yang diciptakan orang Mesir. Alfabet Semitik Utara terdiri dari konsonan saja belum ada vocal, seperti pada bahasa Arab gundul (hanya konsonan tanpa vocal). Semua tulisan dalam rumpun Semitik Utara ini ditulis dengan garis mendatar dari kanan ke kiri. Dua tulisan yang paling berpengaruh dalam rumpun tulisan Semitik Utara adalah tulisan bahasa Aramaik dan tulisan bahasa Phoenicia. Kedua Bahasa tersebut nantinya menyebar menjadi tulisan bahasa lainnya sbb:
4. Dari Tulisan Aramaik ke Tulisan Bahasa Arab
Tulisan Aramaik muncul pertama kali pada abad ke-9 SM. Antara 9 SM dan 6 SM, bahasa Aramaik (bersama tulisannya) menjadi bahasa administrasi untuk kekaisaran Persia (Assyria) dan dikenal dari Mesir sampai ke India.
Sekitar tahun 150 SM, beberapa suku Arab nomadis di daerah Sinai, Arabia utara dan Yordania timur bersatu mendirikan suatu kerajaan yang berpusat di Petra. Kerajaan ini disebut Nabthi (Nabataea). Walaupun bahasa sehari-hari mereka adalah bahasa Arab, namun untuk menulis mereka menggunakan tulisan Aramaik antaraabad ke-1SM hingga abad ke-3. Ciri-ciri tulsian Nabthi ini menjadi unsur khas dalam tulisan bahasa Arab, dan tlisan bahasa Arab dianggap turunan langsung dari tulisan Nabthi. Tranformasi tulisan Nabthi menjadi tulisan bahasa Arab terjadi pada abad ke-4 dan abad ke-5.
5. Dari Tulisan Phoenicia ke Tulisan Bahasa Yunani dan Bahasa Latin
Phoenicia dulu adalah satu daerah di pantai Timur Laut Mediterania. Tulisan bahasa Phoenicia muncul kira-kira 1.000 SM. Tulisan Phoenicia yang termasuk rumpun tulisan Semitic Utara, menggunakan alphabet konsosnan dengan 22 huruf. Bahasa Phoenicia ditulis dari kanan ke kiri, seperti bahasa Semitik Utara lain, dan bahasa Arab sekarang.
Sekitar tahun 800 SM, alphabet Phoenicia ini dipinjam orang Yunanni lalu dikembangkan. Lima huruf konsosnan dari alphabet yang tidak diperlukan untuk bahasa Yunanni diberi bunyi baru, yaitu bunyi vocal. Sehingga alphabet Yunani menjadi alphabet pertama yang menganggap konsonan dan vocal sebagai huruf pertama, tidak menganggap konsonan sebagai yang utama dan vocal sebagai tambahan (diakritik).
Pada abad ke-5 SM, arah menulis bahasa Yunani mulai disamakan yaitu dari kiri ke kanan dan beberapa huruf yang bentuknya non-simetris (B, E, K, P, dsb) yang sebelumnya menghadap kekiri, diubah pula menghadap ke kanan.
Perkembangan selanjutnya, adalah dari orang-orang Etruria (di Itali) yang mengadopsi alfabet Yunani. Kemudian sekitar tahun 650 SM, orang Roma meminjam sistem tulisan Etruria untuk menulis bahasa Latin. Sejak saat itulah berkembang alfabet Latin yang sekarang digunakan untuk banyak bahasa mencakup Eropa, Asia, Afrika dan Amerika J
Bagaimana dengan Sejarah Tulisan Tionhhoa, Jepang dan Korea???
Tunggu tulisan selanjutnya yaaa J
©
Note:
Sebagian besar tulisan ini saduran dari buku pelajaran kesenian nusantara untuk kelas XI dengan judul: “Sistem Tulisan dan Kaligrafi”. Buku ini disusun oleh Tim Penulis yang terdiri dari 4 orang:
Jujur saja, ketika saya membaca buku ini, saya terpukau oleh cara penulisan mereka yang sistematis dan didesain dengan sangat menarik sekali. Mereka adalah orang-orang tekun dan cerdas yang mampu membagi ilmunya dengan cerdas pula. Saya pribadi ucapkan Terimakasih kepada kalian & semoga banyak orang yang memiliki perhatian pada bahasa akan turut membaca buku karya Anda serta turut membantu pengembangannya (buku ini dibuat oleh Lembag Pendidikan Seni Nusantara – LPSN yang merupakan LSM not-for-profit – dan juga tidak dijual di pasaran. Oleh karena itu, siapapun yang ingin turut berpartisipasi, bisa menghubungi langsung ke LPSN tersebut J)
Good luck
Tinjauan Pustaka:
Buku “Sistem Tulisan dan Kaligrafi” Tim Penulis: Abay D. Subarna; Herry Dim; Jabatin Bangun; Philip Yampolsky; Penerbit PSN; 2006.
dll.